Padawaktu dulu masih kecil kita sering menyanyikan lagu-lagu atau tembang dolanan, atau tembang lain yang tiba-tiba kita hafal karena kita nyanyikan tiap hari dan menjadi bagian dari permainan kita. Nah berikut ini adalah beberapa tembang masa kecil itu. 1. Gundul Gundul Pacul Gundul-gundul paculcul gembelengan Nyunggi-nyunggi wakulkul gembelengan Wakul ngglimpang segane dadi sak latarEgelarno kloso , setelah kita Demikian pemaknaan singkat dari lagu E dayohe teko. Yang membuat menarik dari lagu ini adalah bahwa dikehidupan ini kita akan selalu dihadapi sebuah masalah tapi jangan khawatir setiap masalah pasti ada solusinya walaupun berakhir panjang sebagaimana lagu tersebut yang terus berjalan, bait pertama sebagai e dayohe teko, e gelarno kloso, e klosone bedah, e tembelen jadah, e jadahe mambu, e pakakno asu, e asune mati, e buak en kali, e kaline banjir, e buwaken pinggir,," Salah satu lagu anak-anak yang diciptakan oleh orang tua jaman Sunan Kalijogo dulu. Lagu itu ku dengar di nyanyikan dengan aransemen Kiai kanjeng sendiri dengan alat-alat president_jancukers: "E dayohe teko E gelarno kloso E klosone bedah E tambalen jadah E jadahe mambu E pakakno asu E asune" Danberikut ini 25 judul dan lirik tembang dolanan jawa 1. Tembang Dolanan Lir Ilir Ilir-ilir tandure wis sumilir Tak ijo royo-royo taksengguh temanten anyar Bocah angon-bocah angon penekna blimbing kui Lunyu-lunyu penekna kanggo mbasuh dodotiro Dodotira-dodotira kumitir bedhah ing pinggir Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore edayohe teko, e gelarno kloso e klosone bedah, e tambalen jadah e jadahe mambu, e pakakno asu e asune mati, e kelekno kali e kaline banjir, e kelekno pinggir Bagi rekan-rekan yang berasal dari Jawa mungkin tidak asing lagi dengan lagu Gundul-2 Pacul yang biasa kita nyanyikan sewaktu kita ngumpul-2 dengan rekan-2 baik di lingkungan rumah
Egelarno kloso Eklosone bedah E..tambalen jadah Ejadahe mambu Epakakno asu Easune mati Eguwangen kali Ekaline banjir Ekelekno pinggir Epinggire santer E.centhelno pager Epagere ambruk Emergo tak tubruk Esing nubruk sapa Esing nubruk asu" Sebuah "tembang" yg juga mengingatkan saya untuk
Virustidak bisa hidup di air panas, air asing, cuka, atau cairan asam Maka jika sudah terinfeksi segera konsumsi vitamin E (brokoli, kelor) dan vitamin C (jeruk, mangga, dll). 4. Yang terinfeksi atau dinyatakan positif berpeluang sembuh total bagi mereka yang ketahanan tubuhnya kuat, tidak memiliki riwayat penyakit bawaan seperti paru, TB
E dayohe teko, ee gelarno kloso) cekap sementen piatur kula (E klasane bedah, ee ditambal jadah) menawi lepat nyuwun ngapuro (E dayohe teko, ee gelarno kloso) (E klasane bedah, ee ditambal jadah) (E dayohe teko, ee gelarno kloso) Credits Writer(s): Didi Kempot Lyrics powered by
Kesimpulandari Makna Filosofi Tembang Ee Dayohe Teko ini adalah, bahwa kebutaan arah jalan menuju ilmu hakiki (hakikat dan ma'rifat) itu dikarenakan kecintaan pada duniawi, apalagi sampai berlebihan. Gila Hormat, Pangkat dan kedudukan membuat seseorang takut menderita, istilah jawanya wedi loro rekoso. Makna Filosofi Tembang e dayohe teko.
16 Kidang Talun. 17. Gambang Suling. Sigrak kendangane. 18. Kodok Ngorek. Lirik lagu dolanan di atas akan mengingatkan kepada kita akan masa kecil kita yang senantiasa memainkannya ketika sedang bermain bersama teman-teman. Seru rasanya jika syair lagu anak tersebut kita ajarkan kembali kepada anak-anak sebagai sarana bermain mereka.
Sayaambil contoh lagu Gotri Nagasari: gotri legendri nagasari, ri riwul iwal- iwul jenang katul, tul tulen olen-olen dadi manten, ten tenono mbesuk gedhe dadi opo, po podheng mbako enak mbako sedheng, dheng dhengklok engklak-engklok koyo kodhok. Perhatikan juga lagu Dhayohe Teka: e, dhayohe teka, e, gelarno klasa, e, klasane bedhah, e
Ketikakata-kata yang biasa terucap tak lagi berjiwa. Maka biarkanlah kisah-kisah yang berbicara. Memberikan petuah, dan makna kehidupan. Ketika kisah-kisah dalam drama kehidupan tak mampu menyimpan jejak sejarah.
U2TseM.