Cianjur - Warga Cianjur geram dengan ulah pendaki bugil di kawasan Alun-alun Suryakencana Gunung Gede Pangrango. Apalagi, lokasi tersebut dianggap sakral oleh masyarakat Cianjur,Dua pendaki pria berpose bugil di Suryakencana dan menjadi viral. Salah satu pengunggah foto bugil berlatar Gunung Gede Pangrango itu merupakan mahasiswa seni di salah satu universitas di Jakarta. Menurut akun eyi_oei dan bondanramadhani_, foto bugil mereka di Gunung Gede Pangrango adalah dokumentasi riset. Mereka menjelaskan riset yang dimaksud adalah soal seni dua pendaki bugil itu dinilai tidak pantas. Apalagi, Suryakencana merupakan tempat yang dianggap sakral oleh warga Cianjur. Alun-alun Suryakencana dipercaya sebagai kediaman Raden H Suryakencana dan terdapat kerajaan sekaligus Sekretaris Lembaga Kebudayaan Cianjur LKC Luki Muharam, menjelaskan, Raden Suryakencana merupakan anak dari pernikahan Raden Aria Wira Tanu atau yang lebih dikenal Dalem Cikundul Pendiri Cianjur dengan seorang putri jin Dewi Arum Sari."Dari penikahan Dalem Cikundul dengan putri dari raja Jin Islam saat bertafaqur di daerah Subang itu, lahir beberapa anak. Ada yang menyebutkan dua, ada punya yang mengatakan lebih. tapi yang lebih dikenal dua, yakni Raden Suryakencana dan Sukaesih," kata Luki, Sabtu 24/10/2020.Kemudian, Raden Suryakencana ditempatkan oleh kakeknya yakni Syeh Zubaedi di Gunung Gede Pangrango, sedangkan adiknya di Gunung itu diwariskan secara turun-temurun, sehingga warga Cianjur mempercayai jika di Gunung Gede tepatnya di alun-alun Suryakencana bersemayam Raden Haji Suryakencana atau Eyang masyarakat Cianjur juga meyakini Eyang Suryakencana kerap hadir di saat perayaan hari jadi Cianjur dan menunggangi kuda kosong yang diarak berkeliling ketika digelar pawai."Suka tidak suka, warga Cianjur mempercayai keberadaan Eyang Suryakencana di Gunung Gede dan saat digelar tradisi kuda kosong, Suryakencana menaiki kuda tersebut," Suryakencana dianggap sakral bagi warga Cianjur Foto Femi Diah/detikTravelSelain itu, berdasarkan cerita rakyat di Cianjur, di Gunung Gede Pangrango tepatnya di Alun-alun Suryakencana juga terdapat kerajaan kawasan tersebut berdiri megah 24 leuit tempat penampungan padi dan 25 pohon kelapa secara berjajar."Adanya Raden Suryakencana dan kerjaan gaib itu membuat warga Cianjur menjadikannya sebagai tempat yang sakral dan suci," dia mengucapkan. Oleh karena itu, tindakan yang di luar etika dan norma sosial, dilarang untuk dilakukan di kawasan tersebut."Jangankan berfoto bugil seperti yang ramai belakangan ini, berkata tidak pantas atau istilahnya sompral saja tidak boleh. Ada juga yang mempercayai jika berbuat tidak pantas, maka pendaki akan dibuat tersesat," kata dia."Saya berharap wisatawan atau pendaki Gunung Gede Pangrango bisa menghormati apa yang dipercaya masyarakat Cianjur," dia menambahkan. Simak Video "Viral! Gunung Gede Diserbu Pendaki, Jalur Pendakian Macet" [GambasVideo 20detik] fem/fem
RadenSuryakencana merupakan anak dari pernikahan Raden Aria Wira Tanu atau yang lebih dikenal Dalem Cikundul (Pendiri Cianjur) dengan seorang putri jin DewiPurwakarta - Gunung Parang di Kabupaten Purwakarta dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang sudah tersohor di mancanegara. Salah satunya, ialah hotel yang menggantung di atas gunung yang aksesnya lewat cara mendaki tangga siapa sangka, gunung batu yang terletak di Kecamatan Tegalwaru ini ini, memiliki sejarah yang melegenda zaman pada kerajaan Juru Kunci Gunung Parang, Wahyudin mengatakan, gunung ini awalnya bernama Gunung Barang Panser Tunggal, karena menurut cerita masyarakat pada zaman dulu, gunung ini tempat bikin senjata pusaka Prabu Siliwangi. "Gunung Barang ini adalah tempat pembuatan benda-benda atau senjata pusaka di zaman kerajaan Padjadjaran, tempat pembuatan atau petapaannya ada di atas," ujar Wahyudin kepada detikcom di temui di sekitar rumahnya, Jumat 24/09/2021.Abah wahyu sapaan akrabnya, menjelaskan arti kata gunung barang panser tunggal, barang berarti benda atau senjata, panser artinya berada di tengah-tengah Jawa Barat dan tunggal artinya satu atau bersatu diantara empu gunung ini."Di Gunung Barang ada lima makam empu yakni Mak Eyang Barang, Mak Haji Bengker Buana Sakti, Mak Eyang Cakra Buana, Ibu Dewi Sekarwangi dan Dewi Cahya Sakti," dari lima itu, ada yang pokok memiliki sejarah, yakni Raden Surya Kencana yang tak lain adalah cucu dari Prabu atas gunung ini, terdapat benda-benda yang disebut menjadi barang bukti adanya petilasan para empu termasuk Raden Surya kencana, seperti adanya tumpukan batu menyerupai bantal."Makam Mak Eyang Barang, Dewi Sekarwangi dan Ibu Dewi Cahya Sakti sama patilasan Raden Surya kencana berada di atas yang sekarang pos 4. Kemudian makam Mak Haji Bengker Buana Sakti ada di yang sekarang menjadi pos 2," ungkap tersebut, lanjut dia menjadi tempat ziarah khususnya masyarakat di Jawa Barat untuk memanjatkan perkembangan, Gunung Barang yang lebih dikenal dengan Gunung Parang menjadi tempat wisata sejak 2013."Bukan hanya jadi tempat ziarah, tapi jadi tempat wisata," ujar abah yang juga pengelola wisata Gunung Parang jalur itu, di sini juga terdapat Goa Belanda yang juga menyimpan sejarah. Berdasarkan masyarakat zaman dulu terdapat cerita beragam soal goa tersebut."Ada yang bilang untuk jalur kereta api, untuk bersembunyi, menyimpan harta benda hasil rampokan rakyat pada zaman belanda, ada juga versi lain cari intan dan emas," ujar Abah Wahyu. Simak Video "Kepergok Saat Beraksi, Maling Motor Ini Ngacir-Tabrak Tiang Listrik" [GambasVideo 20detik] yum/bbn h4Gd.